Repelita, Jakarta 21 Desember 2024 - Kericuhan yang terjadi dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu, 14 Desember 2024, berbuntut panjang. Kader PPP, Idy Muzayyad, berencana melayangkan somasi kepada sejumlah elite partai terkait insiden tersebut.
Dalam video yang beredar di media sosial, Idy Muzayyad, yang juga Ketua DPP PPP Bidang OKK, mengaku menjadi korban kekerasan saat menyampaikan pendapat dalam forum Mukernas. Ia menuding tindakan kekerasan tersebut dilakukan oleh orang dekat Muhamad Mardiono, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP, serta preman bayaran bertato dan beranting.
Menurut Idy, kericuhan berawal saat Ketua DPP Bidang Pemuda PPP, Thobahul Aftoni, menginterupsi forum untuk meminta status keikutsertaan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Bali ditiadakan. Hal tersebut merujuk pada putusan Mahkamah Partai yang membekukan DPW Bali karena tidak melaksanakan Musyawarah Wilayah sebelum Mukernas. Namun, Mardiono tidak menggubris interupsi tersebut dan meminta agar persidangan dilanjutkan.
"Ini bukan peristiwa biasa yang bisa diabaikan begitu saja. Pak Mardiono sebagai penanggung jawab tertinggi Mukernas dan berada di tempat kejadian, seharusnya tidak membiarkan hal itu terjadi. Tapi nyatanya ia malah seolah membenarkan tindakan premanisme tersebut," ujar Idy dalam keterangan persnya, Jumat (20/12/2024).
Idy, yang juga mantan Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) periode 2006-2009, menyayangkan kejadian tersebut terjadi di forum partai yang berlandaskan Islam.
Sebagai bentuk protes, Idy melayangkan somasi kepada Muhamad Mardiono, Ketua Panitia Mukernas PPP, Amri M. Ali, serta Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Rapih Herdiyansyah. Dalam somasinya, Idy menuntut permintaan maaf secara terbuka dalam waktu 7×24 jam kepada keluarga besar PPP dan umat.
"Meminta maaf kepada keluarga besar PPP dan umat karena telah merusak muruah partai," tegas Idy.
Idy juga menilai tindakan kekerasan dan pembungkaman kebebasan berpendapat yang terjadi di Mukernas merupakan pelanggaran terhadap prinsip perjuangan PPP. "Tindakan kekerasan dan pengebirian kebebasan berpendapat tersebut juga merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip perjuangan partai, khususnya poin musyawarah, persamaan, dan kebersamaan," ungkapnya.
Selain itu, Idy menuding Ketua Panitia Mukernas, Amri M. Ali, bertanggung jawab atas pengerahan preman yang merebut mikrofon dalam forum. Ia juga menuding Rapih Herdiyansyah bersikap arogan dan melakukan tindakan kekerasan.
"Ketua panitia bertanggung jawab langsung terhadap pengerahan preman yang merebut mic. Dan Rapih ini bersikap arogan serta pelaku tindakan premanisme menarik kerah baju saya," katanya.
Idy menegaskan bahwa langkah ini bukan untuk kepentingan pribadinya, tetapi untuk menjaga muruah partai dan umat. Ia berharap tindakan ini menjadi langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terulang di forum-forum PPP lainnya.
"Namun di sisi lain, peristiwa ini justru membuka tabir gelap sebab PPP terpuruk dan menunjukkan watak asli dari rezim pengendali partai saat ini," tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok