Repelita, Jakarta 23 Desember 2024 - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengakui kenyataan pahit yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Kairo, Mesir, pada Kamis lalu. Meskipun demikian, Anwar menegaskan bahwa Malaysia mendukung penuh seruan Prabowo mengenai pentingnya persatuan negara-negara Muslim.
Anwar menyatakan bahwa Prabowo telah menyampaikan kebenaran pahit mengenai situasi Palestina. Ia menilai bahwa hal tersebut sangat penting untuk disikapi dengan bijaksana, khususnya terkait dengan hak merdeka dan berdaulatnya Palestina. “Malaysia dengan tegas mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo di D-8 pada tahun 2026,” ujar Anwar dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di media sosial pada Jumat.
Selain itu, Anwar juga menyatakan kesiapan Malaysia untuk mempererat kerja sama dengan Indonesia guna menjadikan D-8 sebagai organisasi yang lebih dinamis dan inklusif. "Sebagai negara tetangga dengan ikatan budaya yang sama, Malaysia akan berdiri bersama Indonesia untuk memperkuat suara negara-negara berkembang," tambahnya.
D-8, yang didirikan pada 15 Juni 1997 di Istanbul, Turki, merupakan organisasi yang terdiri dari negara-negara berkembang mayoritas Muslim, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Negara-negara ini membentuk aliansi untuk pembangunan ekonomi di dunia Islam. Malaysia dan Indonesia, yang memiliki hubungan erat meskipun terdapat perbedaan di masa lalu, sering dipandang sebagai contoh komunitas Muslim yang terbuka dan toleran.
Dalam pidatonya di KTT D-8, Prabowo menyoroti ketidakdihormatiannya negara-negara Muslim. Ia menekankan bahwa negara-negara Muslim yang jumlahnya mencapai 2 miliar orang harus mengupayakan kerja sama lebih erat dan berbicara dengan satu suara. Prabowo juga menyindir konflik di antara negara-negara Muslim, seperti di Sudan, Libya, dan Yaman, dan mempertanyakan kapan perpecahan tersebut akan berakhir.
“Bagaimana kita bisa membantu Palestina jika kita saling bertengkar?” ujar Prabowo. Ia menegaskan bahwa meskipun banyak KTT digelar, yang sering kali hanya menghasilkan deklarasi dukungan tanpa aksi nyata, persatuan dan kerja sama antarnegara Muslim adalah kunci untuk mengatasi masalah Palestina.
Prabowo juga mengajak seluruh negara Muslim untuk jujur terhadap kenyataan bahwa mereka tidak dihormati di kancah internasional dan hak asasi manusia seringkali diabaikan. Ia menyerukan agar negara-negara Muslim bersatu demi masa depan yang lebih baik. "Mari kita hadapi kenyataan dan jujur pada diri sendiri," ujarnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok