Repelita Jakarta - Salwan Momika, seorang pengungsi Irak berusia 38 tahun yang dikenal sebagai pembakar Al-Quran, tewas ditembak di rumahnya di Sodertalje, Swedia, pada Rabu malam. Penembakan ini menewaskan Momika bersama Salwan Najem, seorang rekan pengunjuk rasa. Pihak berwenang Swedia telah menahan lima orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Penembakan terjadi sekitar pukul 11 malam waktu setempat, saat Momika sedang melakukan siaran langsung. Investigasi terkait insiden ini sedang berlangsung, dengan pihak berwenang memeriksa motif di balik serangan tersebut.
Nama Salwan Momika mencuat setelah aksinya membakar Al-Quran pada 2023, yang memicu kecaman keras, terutama dari negara-negara mayoritas Muslim. Pembakarannya menyebabkan protes besar dan serangan terhadap kedutaan besar Swedia di Baghdad. Selain itu, aksi tersebut meningkatkan ketegangan internasional dengan negara-negara seperti Iran dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Momika, yang lahir di Qaraqosh, Irak utara, dalam keluarga Katolik Asiria, awalnya terlibat dalam kegiatan militer. Pada 2014, setelah ISIS merebut Mosul, ia bergabung dengan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) dan menunjukkan kesetiaannya pada Brigade Imam Ali. Setelah konflik sektarian yang terjadi di Irak pada 2006-2008, ia bekerja sebagai penjaga keamanan di Mosul.
Pada 2017, ia meninggalkan Irak dan pindah ke Jerman menggunakan visa Schengen, lalu beremigrasi ke Swedia pada 2018 dan mendapatkan status pengungsi. Selama berada di Swedia, Momika mengungkapkan dirinya sebagai seorang ateis dan terlibat dalam berbagai interaksi politik, termasuk dengan anggota Parlemen Swedia dari partai Demokrat Swedia. Ia sempat mempertimbangkan untuk terjun ke dunia politik.
Momika sempat mengalami masalah dengan izin tinggal di Swedia. Pada 2023, pemerintah Swedia mencabut izin tinggalnya karena informasi palsu dalam permohonan suaka. Meski demikian, ia tetap tinggal di Swedia dengan izin sementara hingga 2021, meskipun permohonannya untuk mendapatkan tempat tinggal tetap ditolak.
Saat ini, pihak berwenang Swedia terus melakukan penyelidikan atas pembunuhan ini dan menilai potensi risiko keamanan yang terkait dengan kasus ini. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok