Repelita Jakarta - Effendi Simbolon secara terbuka mendesak Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini muncul setelah beberapa hari sebelumnya, Effendi diketahui bertemu dengan mantan Presiden Jokowi di Solo.
Hersubeno Arief, seorang jurnalis senior, mencurigai adanya kaitan antara pertemuan tersebut dan upaya Effendi untuk menggulingkan Megawati. “Pertemuan ini terjadi di Solo pada tanggal 2, dan beberapa hari kemudian Effendi menyampaikan desakannya. Apakah ini pesan dari Solo atau soal yang dibahas dalam pertemuan dengan Jokowi?” ujar Hersubeno dalam sebuah video di kanal YouTube pribadinya.
Desakan tersebut muncul pasca penetapan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hersubeno Arief berpendapat bahwa situasi ini adalah bagian dari strategi besar untuk melemahkan kepemimpinan Megawati di PDIP.
“Penetapan Hasto sebagai tersangka digunakan sebagai momentum strategis untuk mengganggu stabilitas internal PDIP,” tambah Hersubeno. Ia melihat bahwa langkah hukum terhadap Hasto bisa jadi alat untuk mendesak Megawati mundur atau membuka peluang pengambilalihan kepemimpinan partai.
Effendi Simbolon, mantan kader senior PDIP, menegaskan bahwa Megawati seharusnya bertanggung jawab penuh atas situasi yang terjadi. Ia menilai bahwa masalah hukum yang menimpa Hasto Kristiyanto bukan hanya soal Sekjen, melainkan berkaitan dengan tanggung jawab Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
“Menurut Effendi Simbolon, apa yang menimpa Hasto merupakan permasalahan serius. Sudah saatnya PDIP melakukan pembaruan posisi strategis di pucuk pimpinan, bukan hanya mengganti sekretaris jenderal,” jelasnya. Effendi juga menilai situasi ini sebagai petaka besar yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah PDIP.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok