Repelita, Jakarta - Nama Kepala Desa Kohod, Arsin bin Sanip, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Ia diduga terlibat dalam kontroversi pemagaran laut di wilayah pantai utara Kabupaten Tangerang, Banten.
Kasus ini menyeret namanya ke dalam sorotan, termasuk tudingan terkait penerbitan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Milik (HM) yang kontroversial. Selain itu, gaya hidup mewah Arsin sebagai kepala desa juga menjadi perhatian publik.
Baru-baru ini, sebuah isu mengemuka, menyebutkan bahwa Arsin telah memberikan uang sebesar Rp15 juta per kepala keluarga untuk membungkam warga terkait kasus pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang tengah menuai kritik. Isu tersebut mencuat dari unggahan akun TikTok @bang.oblak.
Dalam video tersebut, pemilik akun menyampaikan tuduhan bahwa Arsin memberikan uang tersebut agar warga tidak angkat bicara soal polemik pemagaran laut. "Info baru, Kepala Desa Kohod kasih Rp15 juta per KK supaya warga diam. Ini tadi siang, masih berjalan pembagiannya," ujar pria dalam video itu.
Pria tersebut juga mengingatkan Arsin bahwa aksi suapnya sudah mulai terungkap di publik. "Hati-hati, Arsin, informasimu udah bocor. Sedikit-sedikit nyogok. Kacau ini, kacau!" katanya sambil tertawa.
Menurut pria itu, uang tersebut diberikan untuk meredam suara warga agar tidak mempersoalkan pagar laut yang kini menjadi perhatian publik. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok