Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads


"PDIP Enggan Koalisi dengan Prabowo, Faktor Jokowi Jadi Penghalang?"

 Mantan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi (kanan), tampak sumringah saat berbincang dengan Presiden RI Prabowo Subianto, usai makan bersama di Wedangan Omah Semar, Jajar, Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/11/2024) malam. (Instagram @jokowi)

Repelita, Jakarta - Namun, masih ada ganjalan psikologis yang membuat PDIP enggan berkoalisi dengan Prabowo. Yakni kedekatan dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Politikus Aria Bima membantah narasi PDIP hendak bergabung dengan koalisi KIM plus.

Ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (12/1/2025), Aria Bima menerangkan bahwa perjumpaan Megawati dan Prabowo sekadar pertemuan antartokoh.

"Cuma pertemuan kedua beliau, saya menangkap jangan dikerangkakan, jangan dikerangkakan dalam kerangka mau koalisi," kata Aria Bima seperti dikutip Tribun-Sulbar.com dari Kompas.com.

Pertemuan ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Megawati dan Prabowo sebagai sesama Ketua Umum Partai, tak memiliki masalah pribadi.

"Mereka bersahabat antartokoh. Seorang Ibu Mega yang ketua umum PDI Perjuangan yang menang Pileg, Pak Prabowo ketua umum Gerindra yang menang Pilpres. Tidak ada persoalan, bahkan tidak bermusuhan, bahkan bersahabat dengan diplomasi nasi goreng," jelas Wakil Ketua Komisi II DPR ini.

Aria Bima meyakini bahwa agenda pertemuan antara Megawati dan Prabowo pasti segera dilaksanakan.

Ia kembali mengajak masyarakat untuk tak mengaitkan agenda tersebut dengan sikap politik partai.

"Menurut saya, saya yakin pasti (Megawati-Prabowo) akan ketemu. Kalau pertemuan itu terjadi, maka ada pertalian batin dan pertalian pikiran antara Ibu Mega dan Pak Prabowo," ucap Aria Bima.

"Pak Prabowo akan mengerti posisi Ibu Mega yang juga mengusung calon Presiden Pak Ganjar dan Pak Mahfud yang kalah dengan Pak Prabowo. Kemudian Pak Prabowo akan memahami itu, Ibu Mega pun akan memahami," tandasnya.

Adapun wacana pertemuan Prabowo dan Megawati ini sempat akan dilakukan setelah Pilpres 2024 selesai.

Namun hingga saat ini, agenda tersebut urung dilakukan.

Menilik dari gestur Megawati, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai ada sinyal yang ingin disampaikan.

Ketum PDIP tersebut tampaknya memiliki keinginan kuat untuk bertatap muka dan berkomunikasi langsung dengan Prabowo.

Hanya saja, kedekatan Prabowo dengan Jokowi tampaknya menjadi penghambat bagi Megawati.

Apalagi mengingat bahwa relasi antara Jokowi dan Megawati memanas saat Pilpres 2024, hingga berujung dikeluarkannya mantan Walikota Solo dan keluarganya tersebut sebagai kader PDIP.

"Rada rumit karena kondisinya tak mendukung. Mungkin karena PDIP kalah pilpres, Pilkada juga relatif tak sekuat sebelumnya, termasuk juga mungkin karena hambatan psikologis dengan Jokowi yang masih mesra dengan Prabowo," kata Adi Prayitno.

Dari sisi politik, ia menambahkan bahwa hubungan antara PDIP dan Prabowo masih baik-baik saja.

Adapun langkah PDIP ke depannya, tergantung pada keputusan Megawati untuk memilih mendengarkan masukan dari dua sisi yang berseberangan.

"Kalau suara kritis macam barisan Hasto yang lebih dominan, PDIP cenderung akan jadi oposisi. Tapi kalau yang dominan suara barisan Puan, PDIP sepertinya lebih tertarik berkoalisi dengan Prabowo," lanjutnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Repelita.id | All Right Reserved