Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang melakukan efisiensi anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp6,69 triliun.
Sri Mulyani menegaskan bahwa efisiensi ini bertujuan agar APBN dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Pemangkasan anggaran hanya berlaku untuk perjalanan dinas, alat tulis kantor (ATK), dan acara seremonial.
Rocky Gerung menduga bahwa perintah tersebut berasal dari keprihatinan pemerintah di era Presiden Joko Widodo.
"Apakah penghematan tersebut tidak berimplikasi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi?" tanya Rocky.
Ia menjelaskan bahwa publik mungkin akan menilai penghematan ini berdampak pada berkurangnya peredaran uang negara di daerah. Rocky juga menyatakan bahwa penghematan anggaran dapat memiliki efek restriktif yang menghambat konsumsi di daerah.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada dorongan konsumsi di sektor rumah tangga dan UMKM.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memutuskan untuk memangkas anggaran belanja ATK hingga 90 persen. Pemangkasan ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan pos belanja lain di kementerian dan lembaga (KL).
Keputusan ini tertuang dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK/02/2025. Total pemangkasan anggaran belanja KL pada 2025 mencapai Rp256 triliun sebagai bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Dalam Inpres tersebut, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan efisiensi anggaran hingga Rp6,69 triliun.
Sementara itu, anggaran belanja ATK di kementerian dan lembaga dipangkas hingga mencapai Rp4,4 triliun.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad sempat menyoroti besarnya anggaran ini dan menilai pemerintah menjadikannya sebagai salah satu fokus efisiensi.
Dasco menyebut bahwa pemerintah memulai efisiensi dari hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian. Selain belanja ATK, pemangkasan besar lainnya dilakukan pada anggaran percetakan dan souvenir sebesar 75,9 persen serta belanja sewa gedung, kendaraan, dan peralatan sebesar 73,3 persen.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok