Repelita Tangerang - Kini terkuak alasan di balik amarah Effendi, warga Tangerang yang viral saat meluapkan kekesalannya kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, pada kunjungan Bahlil ke agen gas di Kawasan Cibodas, Tangerang.
Effendi mengungkapkan bahwa kemarahan tersebut dipicu oleh kesulitan untuk membeli gas 3 kg yang sulit didapatkan di pengecer. Hal ini membuatnya merasa kecewa dengan kebijakan yang dianggap menyusahkan masyarakat.
"Saya menyampaikan ke Pak Bahlil rasa kecewa yang luar biasa dari masyarakat, bahwa penetapan mengurangi gas sampai ke masyarakat sangat luar biasa menyakitkan," ujar Effendi.
Effendi menambahkan bahwa masyarakat sudah menghadapi kesulitan mencari pekerjaan dan uang, namun kini mereka juga kesulitan dalam membeli gas. "Berarti, kami punya pikir, ini mau dimatikan manusianya, masyarakat mau dimatikan," tambahnya.
Ia menegaskan bahwa amarahnya bukan karena masalah pribadi dengan Bahlil, melainkan disebabkan kebijakan yang dianggap tidak memihak rakyat. "Mohon maaf pak menteri, saya bukan marah dengan Pak Bahlilnya, tapi saya marah dengan kebijakannya, saya tidak ada urusan pribadi dengan pak menteri. Tapi, kebijakannya saya sangat marah sebagai masyarakat," ungkapnya.
Effendi sendiri dikenal sebagai warga Tangerang yang berani menyuarakan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, khususnya terkait kesulitan memperoleh gas 3 kg. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (4/2/2025), saat Effendi mengantre gas 3 kg di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten.
Dalam video yang beredar, Effendi menyampaikan keluhannya di depan Bahlil, menyebutkan bahwa ia sedang memasak dan harus meninggalkan dapur demi antrean gas. "Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan," ucapnya dengan emosi.
Bahlil yang mendengar keluhan tersebut berusaha menenangkan Effendi dengan senyum dan tanggapan ringan. "Iya," jawab Bahlil sambil tersenyum. Namun, Effendi tetap mengungkapkan kekesalannya. "Anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak," tambah Effendi dengan nada tinggi.
Pengawal Bahlil segera turun tangan untuk menenangkan suasana. "Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang," kata salah satu pengawal yang hadir di lokasi. Bahlil kemudian meminta Effendi untuk mendengarkan penjelasannya dan segera mengakhiri percakapan dengan senyuman, sebelum berbalik badan menuju awak media.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok