Repelita, Jakarta - Sejak kemunculan pagar laut di Kabupaten Tangerang, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Arsin bin Sanip menjadi perbincangan. Arsin kini dikenal sebagai kepala desa yang sukses, bahkan disebut-sebut punya mobil mewah sekelas Jeep Rubicon.
Harta kekayaan Arsin menjadi pembahasan karena memiliki sejumlah kendaraan mewah yang harganya cukup fantastis, padahal Arsin hanyalah seorang Kepala Desa. Banyak spekulasi liar bermunculan jika kendaraan mewah yang dimiliki Arsin diduga berasal dari keberadaan pagar laut Tangerang yang memiliki SHGB dan SHM itu.
Di garasi Arsin yang memiliki luas sekitar 6x6 meter persegi, juga terdapat mobil merek Honda Civic Vtec berwarna putih dengan nomor polisi B 412 SIN. Kini asal usul Jeep Rubicon milik Arsin pun dibongkar oleh seorang pekerja di rumah Arsin.
Edi, menyebut Jeep Rubicon itu dibeli secara kredit oleh majikannya. "Kalau Jeep Rubicon itu sepengetahuan saya beliau kredit bukan beli kontan," ujar Edi, Sabtu (1/2/2025) dikutip dari tayangan Kompas TV. Edi juga menyebut, Jeep Rubicon itu bukan mobil baru, melainkan dibeli dari tangan kedua. "Kalau diberitakan oleh media itu kan mobilnya warna putih, padahal bukan, tapi warna hitam, dan itu tahunnya tua, barang seken, beliau kredit."
Diketahui, Arsin memiliki Rubicon sejak awal-awal menjabat sebagai Kades pada 2021 lalu. Namun, kini, Rubicon itu sudah tidak terlihat lagi di rumahnya sejak kasus pagar laut ini mencuat.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Dede Yusuf Macan, juga menyinggung gaya hidup Kades Arsin yang memiliki mobil mewah Rubicon. Dede pun sampai merasa heran dengan hal tersebut. Pasalnya, menurut Dede, anggota DPR saja belum tentu bisa membeli Rubicon.
"Bahkan, saya dengar katanya Kepala Desa-nya naik Rubicon. Kami (anggota DPR) saja belum tentu kebeli di sini," ungkap dia dalam rapat antara Menteri ATR/BPN dan Komisi II DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Dede menduga, harta bergelimang yang dimiliki Arsin itu merupakan pertanda ada 'permainan' pengembang di desa Kohod tersebut. Desa itu memiliki hak guna bangunan (HGB) paling banyak terkait pagar laut sepanjang 30 km di Kabupaten Tangerang.
Sebab, di desa lain di Kabupaten Tangerang, tidak ditemukan HGB pagar laut sama sekali, kalaupun ada hanya tiga bidang saja. "Jadi, ini menandakan bahwa ada permainan antara pengembang atau pengusaha dengan wilayah-wilayah tertentu yang dimudahkan dan uniknya, ini Kabupaten Tangerang ini cukup banyak," ungkap Dede.
"Agak unik karena Desa Kohod ini hampir mayoritas 263 bidang (HGB) 390 hektar ada di situ. Di desa lain malah enggak ada, mungkin ada satu desa yang 3 bidang," ujar Dede.
Dede lantas mempertanyakan kenapa Desa Kohod menjadi lokasi yang paling banyak memiliki HGB pagar laut.
Nama Arsin bin Sanip tiba-tiba santer disebut-sebut dalam kasus pagar laut di Tangerang, Banten. Arsin adalah Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Kini namanya mencuat seiring dengan kasus pagar laut yang menarik perhatian publik hingga aparat hukum.
Dalam kasus ini, Arsin bahkan berani berdebat dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid soal pagar laut Tangerang. Sosok Arsin di mata para tetangganya dikenal sebagai orang kaya baru (OKB) di Desa Kohod. Sebelum menjabat sebagai Kades, Arsin hanya seorang pria yang bekerja sebagai pegawai bank harian atau bank keliling.
"Arsin itu asli orang sini. Kalau secara materi, dia dulu itu di bawah rata-rata kehidupannya. Setelah lulus SD, dia mulai cari kerja dan akhirnya berkecimpung di bank harian," ujar salah seorang tetangganya, Reza, dikutip dari Kompas.com.
Selain bekerja sebagai pegawai bank keliling, Arsin juga pernah menjadi kuli borongan di desanya. "Dulu dia kuli bareng sama temannya. Ini bukan mengada-ada. Ini fakta adanya," ujar Reza. "Tapi, kalau sekarang, dia jadi kepala desa dan orang beken, itu mungkin faktor keberuntungan," tambahnya.
Setelah pengalaman sebagai kuli borongan dan bank keliling, Arsin mencoba peruntungannya di dunia pemerintahan. Pada 2019, dia mencalonkan diri sebagai Kades Kohod, tetapi gagal. Namun saat itu juga dia diangkat menjadi Sekretaris Desa (Sekdes). Pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2021, Arsin kembali mencalonkan diri dan berhasil terpilih hingga saat ini.
Sejak menjabat sebagai kades, kekayaannya meningkat pesat, terutama setelah terlibat dalam proyek pembangunan PIK 2. "Kekayaannya mulai banyak juga itu mungkin ada proyek pembangunan," ujar Reza. "Pokoknya semenjak ada proyek ini dan menjadi lurah, fasilitasnya bertambah," imbuhnya.
Salah satu fasilitas yang mencolok adalah kehadiran mobil Rubicon yang digunakan Arsin saat bekerja sebagai Kades. Namun, saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, mobil tersebut tidak terparkir di lokasi. "Dia sudah berada di lingkaran desa. Baru dia ada fasilitas," ujar Reza.
Transformasi Arsin dari seorang pekerja biasa menjadi kepala desa yang kaya raya menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan warga. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok