Repelita Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia jadi sasaran kekesalan warga Kota Tangerang, Banten, terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram. Seorang warga bernama Effendi berteriak kesal atas penataan distribusi elpiji yang menurutnya menyusahkan rakyat.
Effendi menyampaikan keluhannya saat mengantre elpiji 3 kilogram yang sulit didapat. "Kami sudah hampir 2 minggu kesulitan cari gas, kami dari kemarin ngantre, sudah tidak kenal rakyat kalau sudah menjabat, etikanya tidak ada. Nggak bisa dibenarkan begini pejabat, bukan memihak ke rakyat, coba lihat segini banyak antre, kenapa persulit rakyat sendiri?" ucap Effendi dengan nada tinggi.
Aksi Effendi menarik perhatian warga lainnya yang juga tengah mengantre elpiji. Mereka pun memberi dukungan kepada Effendi, yang meminta agar pemerintah segera menyelesaikan masalah kelangkaan ini.
Bahlil pun akhirnya dipertemukan dengan Effendi setelah melalui penjagaan ketat. Keduanya saling beradu argumen terkait kebijakan penataan elpiji subsidi yang sedang diterapkan oleh pemerintah.
“Kami tidak membela siapa yang mengambil keuntungan, kami butuh dapur kami harus ngebul, kami jualan, harus jalan, jangan dimiskinkan kami,” ujar Effendi saat berhadapan dengan Bahlil.
Bahlil merespons kekesalan tersebut dengan menjelaskan bahwa penataan elpiji subsidi bertujuan untuk memastikan distribusi yang tepat sasaran. Ia menjelaskan bahwa ada penyalahgunaan elpiji subsidi yang seharusnya ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, namun disalahgunakan oleh pengguna industri.
“Pemerintah berkewajiban untuk menjaga semua subsidi bisa tepat sasaran, karena itu dilakukan penataan,” ujar Bahlil.
Bahlil menambahkan bahwa penataan elpiji 3 kilogram juga bertujuan untuk mengawasi harga eceran. Elpiji 3 kilogram dijual dengan harga Rp19.000 hingga maksimal Rp20.000 per tabung. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok