Repelita Jakarta - Anthony Budiawan, yang sebelumnya menanggapi kebijakan mendadak terkait gas elpiji 3 kilogram, mengungkapkan pandangannya lebih rinci mengenai dugaan keterlibatan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kebijakan tersebut.
Menurut Anthony, kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Bahlil Lahadalia terkait LPG 3 kilogram merupakan sebuah blunder yang mengebohkan masyarakat. Meski kebijakan tersebut akhirnya dibatalkan oleh Menteri Prabowo Subianto, Anthony mencurigai adanya pihak lain yang menjadi dalang di balik kebijakan itu.
“Bahlil membuat kebijakan blunder yang membuat heboh di seluruh negeri. Apa Prabowo yang memberi instruksi? Ternyata bukan. Apa inisiatif Bahlil sendiri? Pasti tidak mungkin,” kata Anthony.
Ia menjelaskan bahwa sangat mungkin kebijakan tersebut merupakan hasil tangan dingin dari Jokowi, mengingat Bahlil adalah seorang loyalis Jokowi. Bahlil menjabat sebagai menteri baik di era Jokowi maupun di era Prabowo, dengan pengaruh Jokowi yang masih dominan.
“Bahlil adalah loyalis Jokowi. Bahlil menjadi menteri di era Jokowi maupun di era Prabowo karena Jokowi,” imbuhnya.
Anthony juga menyoroti siapa yang diuntungkan jika kebijakan tersebut mendapat reaksi negatif dari masyarakat, yang menyebabkan masalah bagi Prabowo Subianto. Menurutnya, yang paling diuntungkan adalah Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden.
“Kalau Prabowo bermasalah dengan rakyat, maka posisi Gibran sebagai wakil presiden sangat diuntungkan. Inilah motif Jokowi untuk mendiskreditkan Prabowo dan mempromosikan Gibran,” ujar Anthony.
Penjelasan ini semakin memperjelas dugaan adanya keterlibatan Jokowi dalam kebijakan tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok