Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads


Mafia Tanah Manfaatkan PTSL Era Jokowi, Target Tinggi BPN Jadi Kendala

 Nusron: 'Pemain' Tanah Aji Mumpung di Target Besar PTSL Era Jokowi

Repelita Jakarta - Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang dijalankan pada era Presiden Jokowi ternyata dimanfaatkan oleh mafia tanah untuk menguasai lahan. Masalah tanah pada periode 2015-2024 menjadi salah satu yang paling banyak dilaporkan.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Jokowi, Kementerian ATR/BPN diberikan target tinggi untuk melakukan sertifikasi lahan di masyarakat. Pada waktu itu, Jokowi juga mencanangkan program sertifikat gratis bagi masyarakat.

"Pada masa itu kan Pak Presiden Jokowi kan kampanye besar-besaran. Sertifikat gratis. Nah ini ada aji mumpung dari para pemain tanah. Memanfaatkan itu. Mengatasnamakan bahwa ini mensukseskan program Bapak Presiden," ujar Nusron dalam talkshow A1 kumparan yang tayang pada Sabtu (8/2).

Nusron menjelaskan bahwa meskipun target sertifikasi tanah sangat tinggi, SDM yang tersedia di Kementerian ATR/BPN tidak memadai. Hal ini mengakibatkan pengecekan permintaan sertifikat tanah menjadi kurang teliti.

"Di sisi internal BPN-nya yang biasanya dulunya 1 tahun mungkin target sertifikasinya hanya 1 juta, 1 juta setengah se-Indonesia. Tiba-tiba oleh Pak Presiden dulu kan di target 8 juta. 9 juta. Ya kan? SDM-nya waktu itu kan juga gak nambah. Nah, kan sehebat-hebatnya orang yang biasa menangani 1 hari nanganin 5 perkara, tiba-tiba 1 hari nanganin 10, 50 perkara. Kan itu pasti kualahan. Dia mungkin tidak proper. Tidak teliti. Tidak prudent," jelas Nusron.

Salah satu contoh yang diungkapkan Nusron adalah kasus sertifikat tanah yang diterbitkan di Tangerang, yang terkait dengan pagar laut. Sertifikat tersebut diterbitkan melalui PTSL.

"Di Tangerang itu yang laut itu. Itu dulunya pegang PTSL. Jadi, dari SHM, dari Girik ke SHM. Jadi itu modusnya ada Giriknya juga. Dari Girik di SHM-kan. Dan pemohonnya itu PTSL," tutur Nusron.

Menurutnya, dengan target tinggi dan tenaga terbatas, pengecekan sertifikat tidak bisa dilakukan dengan cermat. Hal tersebut mempermudah para pemain tanah untuk memanfaatkan situasi ini. "Saking memang pada satu sisi di kantor targetnya tinggi. Tenaga terbatas. Enggak mungkin ngecek sampai prudent. Sisi lain, ya memang ada pemain yang memanfaatkan," pungkasnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Repelita.id | All Right Reserved