Repelita Jakarta - Spanduk bergambar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan tulisan "Bahlil No Gas 3 Kg Yes" bertebaran di sejumlah titik di Jakarta hingga Bogor Jawa Barat. Spanduk ini memuat pesan protes masyarakat terkait kebijakan gas melon yang membuat warga kesulitan mendapatkan LPG 3 kg.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga mengatakan bahwa spanduk tersebut menggambarkan amarah rakyat terhadap Bahlil. "Spanduk tersebut kiranya bentuk protes rakyat terhadap Bahlil. Protes itu sebagai wujud kekecewaan rakyat atas kebijakan Bahlil mengenai Gas 3 Kg yang telah membuat rakyat harus antre untuk mendapatkan gas tersebut. Bahkan ada rakyat yang meninggal," ujarnya.
Jamiluddin menambahkan bahwa spanduk itu memuat pesan bahwa rakyat sudah tidak menghendaki Bahlil. "Rakyat lebih membutuhkan gas daripada Bahlil," katanya. Menurutnya, kebijakan tersebut dinilai tidak pro rakyat dan jauh dari semangat untuk melayani masyarakat.
Ia juga menyebut bahwa kebijakan ini bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Prabowo yang menyatakan pemerintahannya prorakyat. "Prabowo bahkan menegaskan akan menindak menterinya yang tidak pro rakyat. Karena itu, saatnya Prabowo me-reshuffle Bahlil," ujarnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan spanduk-spanduk tersebut dipasang tepat di bagian bawah papan reklame. Spanduk berwarna hijau muda ini dilengkapi dengan foto wajah Bahlil yang tersenyum. "Kalau kemarin belum ada. Mungkin tadi pagi dipasangnya. Saya baru lihat hari ini juga," kata Rifai, seorang sopir angkot.
Menurutnya, spanduk tersebut bisa jadi bentuk kekecewaan warga terhadap kebijakan gas melon. "Kemarin-kemarin kan susah tuh. Bahkan istri saya juga antre. Mungkin ini bentuk kekecewaan juga sih ya," ujarnya.
Di Kota Bogor, Penjabat (Pj) Wali Kota Hery Antasari menyatakan bahwa situasi pembelian LPG 3 kg tidak terlalu bergejolak dibandingkan daerah lain. "Di kota Bogor dibandingkan dengan daerah lain tidak terlalu bergejolak sebetulnya. Antrian pun tidak ada sampai jadi berita viral," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dimiliki Hery, kebutuhan gas LPG 3 kg di Kota Bogor per harinya mencapai angka 39 ribu yang disebar ke 740 pangkalan dan 38 agen. Pengecer di kota tersebut berjumlah sekitar 7 ribu lebih.
Diketahui, Presiden Prabowo telah menginstruksikan agar pengecer diperbolehkan kembali menjual elpiji 3 kg seperti biasa. Pengecer juga akan diproses menjadi subpangkalan agar distribusi gas melon lebih tertata setelah sebelumnya sempat dilarang menjual sejak 1 Februari lalu.
Kebijakan pelarangan tersebut sempat menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan gas melon, memicu antrean panjang di sejumlah pangkalan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok