Repelita Jakarta - Sebelum menjabat sebagai Presiden, Prabowo Subianto dikenal sebagai politisi yang memiliki kedekatan dengan para ulama di Indonesia. Prabowo sendiri mengakui bahwa hubungan dekat tersebut sudah terjalin sejak dirinya menjadi prajurit.
Menurut Prabowo, seorang prajurit akan lebih dekat dengan pemuka agama karena mereka sering menghadapi tugas berisiko tinggi yang dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu, wejangan spiritual sangat dibutuhkan dalam menjalani tugas mereka. "Kenapa? Karena seorang prajurit itu dari sejak muda dia harus berangkat tugas menghadapi bahaya. Menghadapi maut dan biasanya orang kalau menghadapi maut ya cari kyai," ujarnya dalam pidatonya di perayaan puncak hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di Istora Senayan pada Rabu malam, 5 Februari 2025.
Prabowo mengenang kembali pertemuannya dengan pengurus Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, menjelang pencoblosan Pilpres 14 Februari 2024 lalu. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo meminta doa dari Miftachul dan mengaku memiliki hubungan batin yang kuat dengannya. "Karena beliau adalah orang yang terakhir saya jumpai sebelum Pilpres bulan Februari lalu. Beliau saya datang. Saya minta doa. Alhamdulillah besoknya lancar," ujarnya.
Prabowo yang mengenakan batik hijau tampak hadir di Istora Senayan sekitar pukul 19.10 WIB, dan disambut dengan gemuruh tepuk tangan dari ratusan ribu peserta harlah NU. Ia melambaikan tangan ke arah hadirin dan menyapa Mantan Wakil Presiden ke-13, Ma'ruf Amin, yang telah tiba lebih dulu.
Selain Ma'ruf Amin, turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, pengurus PBNU Miftachul Akhyar, Sekretaris Kabinet Mayor Teddy, serta sejumlah menteri dan pejabat lainnya, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menko Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Sugiono, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta lebih dari 45 perwakilan kedutaan besar asing di Jakarta. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok