Proyek IKN Terancam Mangkrak, Prof Didin Sebut Tanpa Studi Kelayakan dan Investasi

Repelita Jakarta - Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dicanangkan sebagai legacy mantan Presiden Jokowi kini terancam mangkrak setelah pemblokiran anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum. Proyek megah yang membutuhkan anggaran Rp466 triliun ini kini menghadapi kesulitan besar, ditambah dengan absennya investor asing maupun lokal yang sebelumnya dijanjikan.

Prof Didin S Damanhuri, pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menilai bahwa proyek IKN dibangun tanpa studi kelayakan yang memadai dan perencanaan yang matang. Menurutnya, proyek ini lebih berkepentingan untuk legacy pribadi Jokowi, tanpa memperhitungkan aspek keberlanjutan dan kepentingan nasional.

"Saya selaku akademisi sudah menentang IKN sejak awal. Itu karena tak ada studi kelayakan dan perencanaan matang. Saya juga salah satu yang menggugat UU IKN ke Mahkamah Konstitusi (MK)," ujar Prof Didin dalam Diskusi Publik di Jakarta, Jumat (7/2).

Proyek IKN, yang semula diharapkan dapat menarik investor asing seperti Softbank, kini menghadapi kenyataan pahit setelah Softbank memilih hengkang. Didin menyebutkan bahwa investor asing memiliki intelijen ekonomi yang menyimpulkan bahwa IKN tidak memiliki potensi keuntungan yang menggiurkan. Bahkan investor lokal pun kini dilaporkan lebih tertarik dengan tawaran proyek lainnya.

Menurut Prof Didin, peluang proyek IKN untuk melanjutkan pembangunan semakin kecil. Ia memprediksi bahwa kelanjutan proyek ini akan terhambat bahkan mungkin dihentikan. Banyak sarana dan prasarana yang direncanakan untuk IKN akan terbengkalai.

"Di sisi lain, istana IKN sudah jadi, jadi bisa menjadi tempat istirahat atau 'leyeh-leyeh' kepala negara, atau bahkan mungkin jadi ibu kota Provinsi Kaltim," kata Prof Didin menutup komentarnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga