Roy Suryo: Kebijakan Larangan Penjualan LPG 3 Kg Sukses Alihkan Pemberitaan Jokowi Tokoh Terkorup 2024

 

Repelita Jakarta - Kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang melarang penjualan gas LPG 3 kg melalui pengecer langsung menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Warga dipaksa mengantre berkilometer di pangkalan resmi untuk membeli LPG 3 kg, bahkan hingga ada emak-emak yang meninggal dunia.

Pemerhati telematika Roy Suryo menilai kebijakan Bahlil ini "sukses" menarik perhatian masyarakat dari berbagai kasus lain yang sebelumnya tampak menunggu jawaban dari pemerintah. "Baik pemerintahan Prabowo Subianto sekarang atau pun rezim Jokowi sebelumnya," kata Roy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/2/2025).

Roy menyebutkan beberapa kasus yang seharusnya mendapat perhatian, seperti soal judi online yang menyeret nama mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi hingga penobatan Jokowi sebagai finalis terkorup dunia versi OCCRP. "Teknik ini disebut sebagai media spin, dimana ini adalah teknik manipulasi komunikasi yang digunakan untuk membelokkan, mengalihkan, atau mengaburkan suatu isu dengan menyoroti aspek lain yang lebih menguntungkan pihak tertentu," jelas Roy.

Menurutnya, ada beberapa cara yang digunakan dalam media spin, seperti reframing (pengubahan sudut pandang), cherry picking data (memilih fakta dan mengabarkan yang lain), euphemism (penghalusan kata), atau distraction (pengalihan isu). "Teknik terakhir inilah yang dimungkinkan bisa digunakan dalam kehebohan dan kegaduhan baru-baru ini," katanya.

Pemberitaan terhadap kasus-kasus faktual yang semestinya mendapatkan perhatian tampak sengaja teralihkan dengan pemberitaan soal gas elpiji ini. Roy menyimpulkan bahwa siapa pun pelaku di balik kasus LPG 3 Kg ini telah "sukses" melakukan media spin. "Apalagi jika nanti ada isu-isu receh lain yang dimunculkan seperti HTI atau Bahlil mau nyalon cawapres," pungkas Roy.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga