Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads


Sanksi Bahlil Lahadalia Diduga Sabotase Citra Pemerintahan Prabowo

 Sulit Dapat Gas Elpiji 3 Kg, Menteri Bahlil Minta Warga Bersabar

Repelita Bandung - Bahlil Lahadalia tentu tidak gila, artinya bisa bertanggung jawab atas risiko kesalahannya. Saat mengambil kebijakan untuk melarang elpiji 3 kg dijual oleh pengecer tentu dalam keadaan sadar. Ia tidak sedang menenggak minuman keras, apalagi hingga harga 29 juta. Sufmi Dasco Ahmad menyebut bahwa larangan itu bukan atas perintah Prabowo.

M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan, menilai bahwa Bahlil harus membuka diri terkait atas perintah siapa larangan tersebut diambil. Apakah itu perintah dari Jokowi, Luhut, atau pihak lain, atau bahkan wangsit dari dedemit? Atasannya, Presiden Prabowo, malah meminta Menteri ESDM segera membatalkan larangan tersebut setelah kebijakan itu memewaskan seorang ibu berusia 63 tahun di Pamulang, Tangerang Selatan. Rizal menegaskan bahwa tindakan Bahlil telah merusak citra pemerintahan Prabowo dan dapat dianggap sebagai bentuk sabotase.

Menurut Rizal, ada tiga sanksi yang dapat diberikan kepada Menteri Bahlil.

Pertama, sanksi teringan Presiden melalui Mensesneg yakni membuat surat teguran tertulis kepada Bahlil atas kebijakan yang tidak prorakyat. Teguran tertulis tersebut harus dipublikasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Kedua, pemecatan Bahlil dari jabatan Menteri ESDM karena kebijakan yang diambil tanpa koordinasi dengan Presiden. Rizal menilai langkah tersebut secara tidak langsung telah mengganggu dan mensabotase program kerakyatan Prabowo.

Ketiga, menyerahkan kasus ini kepada proses hukum karena dianggap sebagai pelanggaran serius. Tewasnya seorang ibu di Tangerang akibat kelelahan mengantre elpiji 3 kg bisa dianggap sebagai kelalaian yang menyebabkan kematian berdasarkan Pasal 359 KUHP atau kesengajaan dengan kemungkinan (dolus eventualis), sehingga Bahlil dapat terancam Pasal 338 KUHP.

Rizal juga menyoroti berbagai kontroversi yang melekat pada sosok Bahlil, seperti pernyataannya bahwa pengusaha ingin Jokowi tiga periode, klaim IKN sebagai harga mati, gelar doktor yang tidak diakui UI, foto santai dengan minuman keras, isu kudeta terselubung Ketua Umum Golkar, penyematan Jokowi sebagai Raja Jawa, serta izin tambang yang bermasalah. Pemberian izin pengelolaan tambang kepada ormas keagamaan juga menimbulkan pro dan kontra.

Menurut Rizal, Bahlil Lahadalia tidak pantas berada dalam jajaran kabinet Prabowo dan lebih cocok berada bersama Jokowi. Rizal menilai Bahlil sebagai figur yang rentan merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rizal menyindir sikap Bahlil yang mengaku sebagai mantan sopir angkot tetapi tega menyusahkan rakyat kecil. "Apakah ia akan datang berta'ziah ke rumah ibu yang meninggal karena kelelahan antre elpiji 3 kg di Pamulang?" tanya Rizal. Ia berharap ta'ziah Bahlil bisa meringankan hukuman jika kasus ini berlanjut ke meja hijau.

Bila Bahlil tidak melayat, Rizal menyebutnya seperti seekor ular yang bersembunyi di antara tumpukan gas melon 3 kg, sebagaimana pernah terjadi dalam sebuah tayangan video. Pemadam kebakaran terpaksa menangkap ular yang berada di tumpukan tersebut.

"Ular yang bersembunyi di tumpukan elpiji 3 kg itu berbahaya. Ah Bahlil, Bahlil," pungkas Rizal.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Repelita.id | All Right Reserved