
Repelita Jakarta - Aktor Fedi Nuril yang dikenal lewat film Ayat-Ayat Cinta ternyata merupakan anak seorang tentara berpangkat Kolonel di TNI AD. Ayahnya, Nuril Rachman, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Meski memiliki latar belakang keluarga militer, Fedi Nuril justru menjadi salah satu figur publik yang vokal menolak pengesahan UU TNI yang baru disahkan DPR RI pada Kamis. Sikap kritisnya ini bahkan sampai menyinggung mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.
Dalam unggahan di platform X, Fedi mempertanyakan transparansi proses legislasi UU TNI yang menurutnya tidak sesuai aturan.
“Kepada Prof @JimlyAs. Sampai dengan UU TNI disahkan, @DPR_RI tidak mengunggah ‘Rancangan Peraturan Perundang-undangan’ TNI di laman resminya. Apakah menurut Prof., DPR telah melanggar Pasal 96 ayat (4) UU No 13/2022 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undang?” tulis Fedi.
Jimly sebelumnya menyatakan bahwa UU TNI yang disahkan tidak bermasalah secara substansi, hanya saja ada kekurangan dalam komunikasi publik yang membuat masyarakat salah paham.
“UU TNI hari ini disahkan DPR dalam sidang paripurna yang dihadiri wakil pemerintah. Dari segi isinya, UU ini tidak ada masalah seperti yang banyak disalahpahami dan dikaitkan dengan dwifungsi TNI seperti Orba. Ribut-ribut soal ini cuma tentang cara dan timing pembahasan serta komunikasinya ke publik yang terkesan kurang. Selamat,” kata Jimly.
Pernyataan Jimly ini menuai banyak respons, termasuk dari Fedi yang berpendapat bahwa DPR tidak transparan dalam pembahasan UU tersebut. Cuitan Jimly pun mendapat lebih dari 2,3 juta tayangan dan ribuan komentar dari warganet yang juga mempertanyakan UU ini.
Jimly kemudian menambahkan bahwa gelombang penolakan terhadap UU TNI menunjukkan adanya ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.
“Demo di banyak kota tentang RUU TNI = tanda distrust makin luas, kepercayaan kian turun karena pejabat terasa kian sombong, gap komunikasi kian jauh dengan rakyat, semua parpol dirangkul agar tidak ada lagi beda pendapat. Maka tinggal gerakan civil society dari bawah jadi satu-satunya harapan rakyat tersisa,” kata Jimly.
Debat terbuka antara Fedi Nuril dan Jimly Asshiddiqie ini menjadi perhatian publik dan memperlihatkan bagaimana UU TNI yang baru disahkan memicu polemik di berbagai kalangan.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok