Repelita Jakarta - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai pernyataan Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi terkait pengiriman kepala babi ke kantor Tempo mengandung dua hal.
"Pernyataan Hasan Nasbi itu mengandung dua hal," kata Reza melalui layanan pesan, Senin.
Diketahui, Tempo menerima teror berupa pengiriman kepala babi ke kantornya pada Kamis lalu. Hasan kemudian menyarankan awak redaksi Tempo untuk memasaknya.
Reza menyebut pernyataan Hasan pertama mengandung makna mengesampingkan harkat hidup manusia.
"Penyepelean terhadap harkat hidup manusia," ujarnya.
Menurut Reza, penyembelihan kepala babi menjadi ekspresi kemarahan sekaligus intimidasi terhadap pihak penerima. Ia pun mempertanyakan apakah Hasan akan bersikap sama jika Presiden ketujuh RI Joko Widodo menjadi objek pengiriman kepala babi.
"Lantas, pantaskah negara abai terhadap dugaan perbuatan pidana semacam itu? Sekiranya kepala babi dikirim ke rumah Jokowi, apakah Hasan Nasbi akan mengeluarkan pernyataan serupa?" kata Reza.
Ia menyesalkan pernyataan Hasan, mengingat Presiden Prabowo baru saja mengundang para pimpinan redaksi media ke Hambalang untuk bersilaturahmi.
"Silaturahmi hangat itu memberikan makna betapa pentingnya media dan wartawan di mata Presiden," ujarnya.
Reza juga menilai pernyataan Hasan sebagai bentuk penihilan terhadap hak hidup binatang.
"Sentimen negatif terhadap Tempo, tetapi kenapa pengekspresiannya dilakukan lewat tindak kekerasan terhadap binatang?" katanya.
Ia mengingatkan bahwa penyiksaan terhadap binatang merupakan pelanggaran pasal 302 dan 540 KUHP.
"Perkataan Hasan Nasbi itu kontras betul dengan sikap Prabowo yang sangat menyayangi satwa. Kuda bahkan kucing disayang Prabowo," ujarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok