Repelita Banjarbaru - Publik digegerkan dengan kematian Juwita, seorang jurnalis perempuan berusia 23 tahun di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Juwita ditemukan meninggal dunia dalam kondisi terkapar di Jalan Gunung Kupang, Kabupaten Banjar.
Awalnya, kematian Juwita disebut sebagai kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga menemukan sejumlah kejanggalan. Ponsel dan dompet korban tidak ditemukan di lokasi kejadian.
Seorang teman korban bernama Teny mengungkap bahwa Juwita masih aktif membalas pesan hingga pukul 10.49 WITA. Namun, pada pukul 12.01, pesan yang dikirimkan Teny hanya berstatus centang dua tanpa terbaca. "Pada pukul 10.49 ia masih membalas, dan ketika saya kirimkan lokasi pukul 12.01, pesan saya hanya centang dua, tidak dibaca," jelasnya.
Teny mengatakan bahwa Juwita sempat membicarakan rencana buka puasa bersama sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia. Ia pun langsung meluncur ke lokasi setelah mendengar kabar bahwa Juwita disebut mengalami kecelakaan tunggal.
Saat melihat jasad temannya, Teny menemukan bekas memar di bawah mata, leher, dan daun telinga sebelah kiri. Luka-luka tersebut berada di bagian kepala korban, meskipun helm masih terpasang.
Pakaian Juwita juga dinilai terlalu bersih jika memang mengalami kecelakaan. "Terlalu janggal kalau Juwita disebut kecelakaan tunggal. Kalau laka, pasti bajunya kotor dan rusak," ungkap Teny.
Sementara itu, Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banjarbaru, Zepi Al Ayubi, meminta agar kepolisian segera melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. "Kami ingin semua terang benderang agar tidak ada asumsi liar dan kabar negatif yang berkembang di luar," ujarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok