Repelita, Way Kanan - Sebanyak tiga anggota Polri gugur setelah ditembak oleh Kopka Basarsyah, anggota Subramil Negara Batin. Ketiga polisi yang menjadi korban adalah AKP (Anumerta) Lusiyanto, Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto, dan Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta.
Fakta baru terungkap bahwa Kopka Basarsyah terlebih dahulu menembak Kapolsek Negara Batin, AKP Lusiyanto, di bagian dada. Hasil otopsi menunjukkan peluru menembus dada sebelah kiri, menyebabkan kematian seketika. Setelah itu, Kopka Basarsyah menembak mata kiri Aipda Petrus Apriyanto yang memohon agar aksi penembakan dihentikan.
Salsabila, anak AKP Lusiyanto, mengungkap kronologi kejadian saat penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin. Menurutnya, ayahnya mendapat perintah dari Polres setempat untuk membubarkan arena judi tersebut.
"Bapak diperintah dari Polres untuk membubarkan sabung ayam tersebut," kata Salsabila dalam konferensi pers di Jakarta bersama Hotman Paris dan keluarga korban.
AKP Lusiyanto mendatangi lokasi dengan mobil pribadi bersama anggota Polsek dan Polres Way Kanan. Saat baru keluar dari mobil, ia langsung ditembak oleh Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis. "Bapak saya memang paling depan, pas keluar langsung ditembak," ujarnya.
Salsabila juga mengungkap bahwa Aipda Petrus Apriyanto ditembak di bagian mata oleh Kopka Basarsyah setelah memohon agar tidak lagi menembak AKP Lusiyanto. "Pak Petrus memohon 'sudah, sudah', tapi tetap ditembak di mata," katanya.
Berdasarkan hasil autopsi, peluru yang mengenai mata kiri Aipda Petrus bersarang di tempurung kepalanya. Salsabila menangis saat menceritakan ayahnya yang sudah meninggal masih difitnah menerima setoran judi sabung ayam. "Ayah saya sudah meninggal masih difitnah soal setoran. Saya mau keadilan buat ayah saya," tegasnya.
Sampai saat ini, anggota TNI yang terlibat belum ditetapkan sebagai tersangka, meskipun telah mengakui perbuatannya dan menyerahkan diri. Hotman Paris mengaku mendapat informasi dari petinggi TNI AD bahwa kasus ini akan segera dibereskan. "Saya dapat bisikan, katanya siang ini akan dibereskan," ujarnya.
Komisioner Kompolnas Choirul Anam menyatakan bahwa para eksekutor memang menargetkan tiga polisi tersebut. "Penembak ini menarget Kapolsek dan petugas lainnya. Mereka ditembak dari jarak dekat karena sedang menghalau pelaku perjudian yang berusaha melarikan diri," katanya.
Choirul juga menegaskan bahwa senjata yang digunakan dalam aksi penembakan adalah senjata pabrikan, bukan rakitan. "Ada proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek dengan sidik jari balistik yang jelas. Ini keluaran senjata pabrikan, bukan rakitan," jelasnya.
Empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Namun, publik masih menantikan langkah hukum lebih lanjut terhadap anggota TNI yang terlibat dalam penembakan tersebut.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok