Repelita Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) terhadap sektor ketenagakerjaan di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa transformasi digital harus diikuti dengan peningkatan literasi digital bagi para pekerja. Hal ini bertujuan agar AI tidak hanya menggantikan peran manusia, tetapi juga memperkuat kemampuan pekerja dalam beradaptasi dengan teknologi.
Dalam konteks ini, Wamenaker menekankan peran penting perempuan dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Ia mengingatkan bahwa sektor pekerjaan yang mayoritas perempuan, seperti administrasi dan layanan pelanggan, sangat rentan terdampak otomatisasi.
Oleh karena itu, peningkatan keterampilan digital menjadi sangat penting agar perempuan dapat berkompetisi dan mempertahankan posisinya di dunia kerja yang semakin digital.
Wamenaker juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan pelatihan dan program peningkatan keterampilan untuk membantu pekerja perempuan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mungkin terjadi akibat otomatisasi dalam berbagai sektor.
Selain itu, pemerintah mendorong sektor swasta untuk lebih inklusif dalam menerapkan teknologi, memastikan perempuan mendapatkan kesempatan yang setara dalam pekerjaan dan pengembangan karier di era digital.
Pernyataan Wamenaker tersebut mencuat di tengah pemberitaan mengenai PHK massal akibat adopsi AI di banyak industri.
Transformasi digital yang inklusif dan memperhatikan kesejahteraan pekerja, terutama perempuan, sangat dibutuhkan agar teknologi membawa dampak positif bagi semua lapisan masyarakat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok