Repelita, Jakarta - Isu seputar keaslian ijazah Presiden Jokowi kembali mencuat ke publik dan memicu berbagai reaksi, termasuk dari mantan elite Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Dalam pernyataan bernuansa satir, mantan petinggi partai tersebut menyampaikan kritik terhadap pihak-pihak yang terus menggulirkan tudingan tanpa dasar terhadap mantan Presiden RI ke-7 itu.
"Hanya perintah pengadilan yang bisa memaksa Jokowi untuk memperlihatkan ijazahnya," ujar Poyuono di X @bumnbersatu.
Poyuono menegaskan bahwa prosedur hukum adalah satu-satunya jalur yang sah dalam menggugat integritas seorang mantan kepala negara.
Ia juga menyinggung tindakan segelintir orang yang berupaya mendesak secara langsung ke kediaman Jokowi untuk menuntut klarifikasi.
“Hormati dong hak Jokowi, jangan main geruduk aja ke rumahnya,” tegasnya.
Diketahui, Tim Pembela Aktivis dan Ulama (TPUA) menggeruduk rumah Jokowi setelah sehari sebelumnya mendatangi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi.
Poyuono juga mempertanyakan klaim-klaim keberhasilan yang selama ini dikaitkan dengan pemerintahan Jokowi.
“Hormati mantan Presiden kita yang bersih, jujur selama menjabat serta membawa kemakmuran bagi rakyat,” tandasnya.
Sebelumnya, Amien Rais menyebut bahwa sejak tiga tahun lalu ia telah meminta agar Jokowi menunjukkan ijazah dari jenjang SD, SMP, dan SMA, namun hingga kini tidak pernah ditunjukkan ke publik.
"Dan memang tidak ada. Dia gak punya. Kalau ada tentu palsu semuanya, makanya gak berani," ujar Amien melalui unggahan di Instagram @totalpolitikcom.
Tokoh reformasi itu juga menyebut bahwa ijazah S1 yang selama ini diklaim berasal dari Fakultas Kehutanan UGM, kini dinilainya sudah terbukti tidak ada.
"Yang dimiliki Jokowi ijazah oplosan, ijazah abal-abal yang menyedihkan sekaligus menggelikan," cetusnya.
Menurut Amien, kondisi ini membuat Jokowi berada dalam posisi yang sangat sulit.
"Nah Jokowi kini menghadapi dilema dan saya yakin memang tidak ada jalan keluarnya. Secara objektif saya melihat Jokowi makin terpojok," lanjutnya.
Ia bahkan menilai bahwa posisi terpojok tersebut membuat Jokowi lebih mudah untuk dituntut secara hukum.
"Seseorang yang sudah berada di pojok, lebih mudah untuk ditangkap dan diseret ke pengadilan," tandasnya.
Amien juga menyindir langkah Jokowi yang membentuk tim ahli hukum untuk membantah tudingan terkait ijazah.
"Tidak ada gunanya Jokowi membentuk tim ahli hukum untuk memukul balik Doktor Rismon dan puluhan tokoh lainnya untuk menegakkan kebenaran dan kejujuran," tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok