Aneh… Sejumlah Produk Makanan Berlabel Halal Mengandung Babi, PBNU: Harus Dicari Siapa yang Salah

 

Repelita Jakarta - Anehnya, beberapa produk makanan yang mengklaim berlabel halal ternyata mengandung babi. Temuan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan konsumen Muslim, yang mengandalkan label halal sebagai jaminan kehalalan produk.

Temuan tersebut melibatkan produk dari berbagai merek yang terdaftar di pasar Indonesia. Beberapa produk yang telah disertifikasi halal ternyata mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai dengan prinsip halal, seperti gelatine babi dan lemak babi yang tersembunyi di balik label.

Pengawasan terhadap produk halal di Indonesia kembali dipertanyakan. Pihak PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) menilai masalah ini perlu segera diusut tuntas. Mereka menekankan bahwa lembaga yang bertanggung jawab atas sertifikasi halal, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), harus segera melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan bahwa produk-produk yang beredar sesuai dengan standar halal yang seharusnya.

Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, menyatakan bahwa temuan ini sangat mengkhawatirkan dan perlu dicari siapa yang salah dalam sistem pengawasan produk halal. Ia menegaskan pentingnya transparansi dan ketegasan dalam memastikan bahwa produk makanan yang beredar benar-benar bebas dari bahan-bahan haram.

Beberapa pihak juga menuntut agar ada tindakan tegas terhadap produsen yang terbukti menyalahgunakan label halal. Pemerintah, menurut mereka, harus memperketat pengawasan serta memberikan sanksi bagi perusahaan yang terbukti melanggar aturan.

Konsumen juga diminta untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk, terutama yang menyangkut kehalalan, dan untuk selalu memeriksa label dengan lebih teliti.

Hal ini juga memicu diskusi di media sosial, di mana netizen mengungkapkan kekesalan mereka terhadap temuan tersebut. Seorang pengguna Twitter menulis, "Kok bisa ada makanan halal yang ternyata mengandung babi, ini sangat mengecewakan."

Beberapa netizen juga menyarankan agar ada regulasi yang lebih ketat terhadap produk makanan yang beredar di pasar, dengan penekanan pada aspek kehalalan dan keamanan pangan.

Pihak terkait, baik dari MUI maupun badan terkait lainnya, hingga kini belum memberikan komentar resmi mengenai masalah ini.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga