Repelita, Jakarta - Video pidato Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam acara wisuda di Universitas Hasanuddin menjadi sorotan publik.
Dalam pidatonya, Amran mengungkap bahwa dirinya pernah ditegur oleh Wakil Presiden karena menutup perusahaan milik mafia beras.
Amran menyebut perusahaan itu ditutup karena terlibat dalam praktik yang merugikan petani.
Namun, ia tidak menyebut siapa wakil presiden yang dimaksud maupun era kepemimpinannya.
Menurut Amran, meski ditegur, ia tetap yakin langkahnya sudah tepat untuk membela kepentingan petani.
Pernyataan ini dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch. Arief Cahyono.
“Pernyataan Pak Menteri dalam video tersebut merujuk pada pengalaman beliau di masa lalu, saat menjabat sebagai Menteri Pertanian,” ujar Arief.
Ia menegaskan bahwa teguran itu justru menjadi masukan positif bagi Amran.
“Itu menjadi pengingat bagi beliau untuk semakin hati-hati dan bijak dalam mengambil langkah strategis, khususnya terkait kebijakan pangan nasional,” jelasnya.
Arief menyebut Amran tetap teguh memegang prinsip keberpihakan kepada petani.
“Pak Menteri tidak gentar membongkar praktik mafia pangan meskipun menghadapi risiko besar,” katanya.
Selama menjabat, Amran berhasil mengungkap 784 kasus mafia pangan.
Sebanyak 411 orang ditetapkan sebagai tersangka atas kasus-kasus pupuk, hortikultura, ternak, hingga beras.
Kementan juga telah mendemosi dan memutasi 1.500 pegawai yang melanggar disiplin dan integritas.
“Tidak mungkin pemberantasan mafia pangan bisa kuat tanpa dukungan Presiden dan Wakil Presiden,” kata Arief.
Ia menegaskan bahwa Presiden Jokowi maupun Prabowo serta wapres-wapresnya berkomitmen penuh dalam hal ini.
“Pak Menteri Amran melanjutkan komitmen itu dengan ketegasan dan keberanian,” lanjutnya.
Dalam 130 hari pertama Kabinet Merah Putih, 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Sebanyak 50 perusahaan juga tengah diproses hukum dalam berbagai kasus.
“Presiden dan Wakil Presiden sangat tegas terhadap isu korupsi dan mafia pangan,” ujar Arief.
“Bagi Pak Menteri, integritas adalah harga mati. Siapa pun yang merugikan petani akan ditindak tanpa kompromi,” tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok