Repelita Jakarta – Novelis ternama Tere Liye kembali mengangkat isu serius yang menyentuh infrastruktur di Bengkulu, khususnya terkait dengan kondisi Pelabuhan Pulau Baai.
Dalam unggahannya di media sosial, Tere Liye mengungkapkan keprihatinannya terhadap pendangkalan alur pelabuhan yang telah berlangsung selama lebih dari 14 tahun.
Masalah ini menyebabkan banyak kapal tidak dapat merapat, bahkan terjebak di tengah laut. Hal ini berdampak pada sekitar 4.000 penduduk Pulau Enggano, yang sangat bergantung pada akses pelabuhan tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Tere Liye pun menyoroti kurangnya perhatian dari pihak berwenang terhadap masalah ini.
Ia membandingkan situasi di Bengkulu dengan daerah lain yang telah mengalami perkembangan pesat.
Menurutnya, pejabat daerah baru mulai menunjukkan kepedulian ketika masalah tersebut mulai viral di media sosial.
Pernyataan Tere Liye ini mendapat sambutan positif dari warganet, terutama masyarakat Bengkulu, yang merasa terbantu dengan sorotan tersebut.
Banyak dari mereka yang merasa suara mereka selama ini tidak terdengar oleh pemerintah daerah.
Dukungan dari Tere Liye dianggap sebagai langkah positif untuk menarik perhatian pemerintah dalam menangani masalah ini.
Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan juga telah mengungkapkan keprihatinannya mengenai kondisi darurat di pelabuhan tersebut.
Ia meminta agar pengerukan alur pelabuhan dapat segera dipercepat untuk menghindari dampak lebih lanjut terhadap perekonomian daerah.
Dengan adanya perhatian dari berbagai pihak, diharapkan masalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai dapat segera ditangani secara serius dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Bengkulu yang sangat bergantung pada aktivitas pelabuhan.
Editor: 91224 R-ID Elok