Repelita Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan sikap resmi terkait keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, menyusul permintaan klarifikasi dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang datang ke Fakultas Kehutanan UGM.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro, mengatakan pihaknya telah menerima tiga perwakilan TPUA, yakni Roy Suryo, Rismon, dan dokter Tifa.
Wening menegaskan bahwa UGM sebagai institusi pendidikan menjunjung tinggi kepatuhan terhadap peraturan akademik sejak mahasiswa masuk hingga lulus.
Ia menyatakan bahwa Joko Widodo tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan dan telah menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan di UGM.
"Kami memiliki bukti lengkap, surat-surat, dan dokumen-dokumen akademik yang menunjukkan bahwa Joko Widodo telah menjalani seluruh proses tridharma perguruan tinggi," ujarnya.
UGM juga mengantongi dokumen penting seperti ijazah SMA Jokowi, berkas pendaftaran, proses ujian skripsi, hingga skripsi asli yang sempat diperlihatkan saat audiensi.
Wening menyebut, sejumlah teman seangkatan Jokowi juga hadir membawa skripsi dan foto-foto wisuda sebagai bentuk penguatan data.
"Yang hadir itu satu angkatan, dan mereka membawa bukti berupa dokumen serta foto-foto saat wisuda bersama Pak Jokowi," tambahnya.
UGM memastikan bahwa lembaga tidak berpihak, tetapi menyampaikan fakta berdasarkan data yang dimiliki.
"Yang kami sampaikan hanya apakah benar dia mahasiswa kami dan apakah dia lulus. Dan jawabannya, iya. Beliau lulus pada 5 November 1985," ungkap Wening.
Pihak kampus menyatakan tidak akan ikut dalam polemik yang berkembang, terutama di media sosial, karena sikap UGM hanya berdasar pada bukti otentik yang ada dalam sistem akademik.
"Kami tidak akan masuk dalam interpretasi publik. Kami hanya merujuk pada dokumen yang kami miliki secara sah," tutupnya.
Komentar netizen pun bermunculan, salah satunya dari akun @rakyatpinter yang menulis, “Kalau sudah dijelaskan dan dibuktikan lengkap, masih dicurigai juga, mau bukti apalagi?”
Akun @anakbangsa45 menimpali, “UGM sudah bicara. Harusnya cukup jadi penutup. Jangan dijadikan komoditas politik terus.”(*)
Editor: 91224 R-ID Elok