Repelita Jakarta - Video monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang diunggah di kanal YouTube pribadinya menuai kontroversi di kalangan netizen.
Dalam video berdurasi 6 menit 19 detik tersebut, Gibran membahas mengenai bonus demografi dan masa depan Indonesia.
Namun, respons publik terhadap video tersebut cenderung negatif.
Video itu telah ditonton sebanyak 1 juta kali, dengan jumlah dislike mencapai lebih dari 129 ribu, sementara jumlah like hanya sekitar 90 ribu.
Lonjakan jumlah like yang tiba-tiba dalam waktu singkat memicu spekulasi di kalangan netizen.
Banyak pengguna media sosial menduga adanya penggunaan bot untuk meningkatkan jumlah like secara artifisial.
Pengamat politik menilai bahwa sentimen negatif yang muncul berkaitan dengan dinamika politik sebelumnya yang masih membekas.
Ajakan Gibran kepada generasi muda untuk bekerja keras dianggap bertolak belakang dengan kondisi dirinya sendiri.
Reaksi negatif terhadap video tersebut dinilai wajar oleh sejumlah pengamat.
Banyak yang menilai bahwa kehadiran Gibran sebagai wakil presiden dipandang sebagai hasil dari proses hukum yang kontroversial.
Kontroversi ini menunjukkan bahwa komunikasi politik di era digital memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan autentik.
Penggunaan teknologi untuk memanipulasi persepsi publik justru dapat merusak kredibilitas seorang tokoh politik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok