Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jawa Barat Jadi Panggung Politik Strategis, Dedi Mulyadi Meningkat Pesat di Tengah Perubahan Dinamika Politik

Rutin Telepon Bupati dan Wali Kota Setiap Pagi, Dedi Mulyadi Sudah Tandai  Siapa yang Tidak Angkat - Tribunjabar.id

Repelita, Jakarta - Jawa Barat kian menunjukkan posisinya sebagai panggung politik strategis yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Menurut pakar komunikasi politik dari LSPR, Prof. Lely Arrianie, pergeseran sorotan politik dari Jakarta ke Jawa Barat bukanlah hal yang mengejutkan.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa, provinsi ini menjadi lumbung suara terbesar di Indonesia dan kini juga menjadi ladang subur lahirnya tokoh-tokoh berpengaruh.

Dalam analisisnya, Prof. Lely menyoroti perbandingan signifikan antara jumlah pemilih di Jawa Barat dengan wilayah lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan DKI Jakarta.

Dulu, Jakarta memang menjadi barometer politik nasional, di mana siapa pun yang menjadi Gubernur DKI memiliki peluang besar menapaki jalur kepresidenan. Namun, dinamika politik telah berubah.

Salah satu faktor penting yang memicu pergeseran ini adalah kondisi dua figur besar asal Jawa Barat, yakni Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

Ridwan Kamil dinilai sempat mengalami momentum politik kuat, namun kemudian terhambat oleh sejumlah isu yang membungkusnya.

“Perdebatan itu tidak pernah selesai sampai akhirnya memang Ridwan Kamil seperti terbungkus, lalu dibungkus lagi dengan kasus lain,” lugasnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Sindonews.

Pergeseran kariernya ke Jakarta pun dinilai kurang tepat, mengingat basis dukungannya yang kuat justru ada di Jawa Barat.

Sementara itu, Dedi Mulyadi atau Kang Dedi justru tampil sebagai figur yang semakin bersinar. Dengan gaya kepemimpinan khas sejak menjabat Bupati Purwakarta, ia dikenal memiliki karakter meledak-ledak namun inovatif.

“Praktiknya seperti apa, kita tidak tahu. Tapi, ibaratnya, kalau partai politik yang sekarang menaungi Kang Dedi itu bisa menjadi sebuah sistem manajerial, dia terus bersinar,” paparnya. Kebijakan-kebijakannya sering menuai kontroversi, namun juga mendapatkan apresiasi luas karena dianggap progresif dan pro-rakyat.

Prof. Lely menilai gebrakan tersebut mencerminkan keberanian dalam memecahkan kebiasaan lama yang stagnan.

Lebih jauh, Prof. Lely melihat bahwa dalam lanskap komunikasi politik modern, tokoh seperti Dedi Mulyadi memiliki peluang besar menjadi media darling yakni figur yang disorot media karena memiliki daya tarik dan pengaruh besar di masyarakat. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved