Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Memastikan Foto di "Ijazah JkW" NOT MATCHED alias Palsu "Teknologi AI jujur"

 Memastikan Foto di "Ijazah JkW" NOT MATCHED alias Palsu "Teknologi AI jujur"

Repelita Jakarta - Setelah sekian lama hilang tanpa jejak, publik mendadak dikejutkan dengan kemunculan sebuah foto yang diklaim sebagai ijazah milik mantan Presiden Joko Widodo. Foto ini diunggah secara masif oleh sejumlah akun media sosial yang diduga merupakan bagian dari jaringan buzzer yang terkoordinasi.

Adalah Dian Sandi Utama, seorang jebolan Universitas Mataram yang dikenal sebagai pendukung fanatik Jokowi, mengunggah foto yang disebutnya sebagai ijazah Jokowi melalui akun X. Unggahan itu kemudian disusul oleh beberapa kader partai yang sebelumnya sempat bermasalah dalam input suara saat pemilu, namun gagal lolos ke parlemen.

Reaksi dari netizen Indonesia pun tak terbendung. Berbagai komentar bermunculan, banyak di antaranya justru mempertanyakan keaslian dokumen tersebut.

"Itu garis tepinya aneh banget, kayak hasil scan atau print warna, bukan asli," tulis seorang pengguna X.

"Pas fotonya malah nempel di atas cap, bukannya dicap setelah foto ditempel? Logikanya mana?" sahut akun lain.

Beberapa netizen juga menyoroti logo emas Universitas Gadjah Mada yang terlihat meleset dari posisi standarnya. Tak sedikit pula yang menyebut ijazah itu justru memperkuat dugaan bahwa Jokowi tidak benar-benar lulus dari UGM.

Tak hanya mengandalkan observasi visual, beberapa pihak mencoba menguji keaslian foto tersebut dengan teknologi canggih. Salah satunya adalah metode Error Level Analysis (ELA), yang digunakan untuk membandingkan antara dokumen asli dan yang diduga hasil rekayasa digital.

Pengujian dengan ELA menunjukkan bahwa dokumen yang disebut sebagai ijazah Jokowi memiliki banyak tanda ketidakakuratan dan pola penyuntingan digital yang tidak konsisten. Sebaliknya, ijazah asli milik penguji justru lolos uji ELA tanpa indikasi manipulasi.

Selanjutnya, dilakukan uji lanjutan melalui teknologi pengenalan wajah atau face recognition. Empat foto digunakan dalam uji ini: dua dari ijazah (milik Jokowi dan penguji), dan dua lainnya adalah foto terkini masing-masing. Program yang digunakan termasuk Face++, Microsoft Azure, hingga DeepFace dan PimEyes.

Dalam hasil uji itu, wajah dalam ijazah milik penguji cocok dengan wajah terkini dirinya. Namun, foto dalam ijazah Jokowi dinyatakan "face not matched" atau tidak cocok dengan wajah Jokowi saat ini.

Perbedaan mencolok juga ditemukan pada ciri fisik dalam pas foto tersebut, seperti bentuk bibir, telinga, hidung, hingga struktur wajah yang dinilai sangat berbeda. Hal ini makin memperkuat dugaan bahwa foto dalam ijazah tersebut bukanlah foto asli dari Jokowi.

"Yang di foto itu bibirnya tebal, sekarang tipis. Dulu pakai kacamata, sekarang enggak. Hidung juga beda jauh. Kalau ini sih bukan mirip lagi, tapi beda orang," tulis salah satu netizen.

Menariknya, hasil analisis teknologi AI bahkan mendapat reaksi keras dari seorang kader partai, Deddy Nur Palakka, yang merasa kecewa karena jawaban dari akun AI @grok di X menyatakan bahwa foto tersebut tidak valid. Reaksi emosionalnya justru semakin memperkuat persepsi publik bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Teknologi berbasis AI dinilai netral, akurat, dan tidak bisa dibohongi. Dalam kasus ini, tidak hanya satu, tapi dua metode ilmiah digunakan untuk membuktikan bahwa foto dalam ijazah Jokowi tidak valid, yaitu ELA dan face recognition.

Dengan fakta-fakta tersebut, berbagai desakan kembali muncul dari masyarakat, termasuk tuntutan agar Jokowi diadili dan dimakzulkan. Tagar seperti #AdiliJokoWi dan #MakzulkanFufufafa kembali ramai diperbincangkan publik di media sosial sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap mantan presiden ke-7 RI tersebut.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Repelita.id | All Right Reserved