MENOHOK Islah Bahrawi Sindir Kasus Suap Hakim: 'Hukum Hanya Pundi-pundi Bagi Begundal Berjubah Pengadil'

 

Repelita JAKARTA - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi memberikan sindiran tajam terkait kasus suap yang tengah menjadi perbincangan hangat. Kasus ini melibatkan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Muhammad Arif Nuryanta (MAN), yang ditetapkan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai tersangka dalam dugaan menerima suap. Arif diduga mengatur vonis onslag atau lepas untuk tiga terdakwa korporasi dalam kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng.

Kejagung berhasil mengungkap kasus ini melalui barang bukti yang ditemukan dalam penyelidikan terkait suap yang melibatkan hakim vonis bebas Grogerius Ronald Tannur di Pengadilan Negeri Surabaya. Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa setelah putusan onslag, penyidik menduga ada indikasi tidak murni dalam proses tersebut. Dalam pengungkapan kasus di Surabaya, muncul pula informasi terkait nama MS yang terlibat.

Selain itu, bukti lain yang ditemukan adalah adanya keterlibatan advokat Marcella Santoso yang disebutkan menyuap hakim Arif dengan janji suap senilai Rp 60 miliar. Bukti elektronik tersebut menjadi dasar dari penyelidikan lebih lanjut.

Islah Bahrawi, yang tidak tinggal diam, menyampaikan kekecewaannya melalui cuitan di akun media sosial X. Ia menyoroti perilaku hakim yang menerima suap dengan mengungkapkan, “Hakim-hakim itu disuap. Pasal hukum hanyalah pundi-pundi bagi para begundal yang berjubah pengadil.”

Lebih lanjut, Islah menyatakan bahwa Indonesia saat ini seperti negara yang dikepung oleh perampok yang tidak lagi menghormati hukum. “Negara ini dikepung oleh para perompak yang menganggap hukum adalah aturan yang ditulis di atas air,” tulisnya.

Menurutnya, fenomena ini berakar pada ketidakadilan yang semakin meluas. “Kejahatan lalu berdahak, berak dan kencing di atas rasa keadilan,” ujar Islah Bahrawi dengan tegas.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga