Menteri Sebut Jokowi Bos, Sutiyoso Sebut Loyalitas Ganda Bisa Hancurkan Pemerintahan Prabowo

 

Repelita Jakarta - Menteri yang menyebut Presiden Joko Widodo sebagai “bos” menuai reaksi keras dari berbagai kalangan.

Pernyataan tersebut dianggap mencerminkan loyalitas ganda yang tidak sehat dalam sistem pemerintahan.

Sutiyoso, mantan Kepala BIN dan tokoh nasional, menyoroti fenomena ini sebagai bentuk anomali dalam etika bernegara.

Menurutnya, sikap para menteri yang masih menyandarkan diri pada mantan presiden menunjukkan ketidakjelasan arah loyalitas.

Ia menegaskan bahwa menteri yang berada di bawah pemerintahan Prabowo Subianto seharusnya tunduk pada kepemimpinan yang sah saat ini.

Bukan pada figur yang sudah tidak lagi menjabat.

Fenomena ini dinilai berpotensi merusak kepercayaan publik terhadap soliditas pemerintahan.

Sutiyoso menyebutkan bahwa penggunaan istilah “bos” dalam konteks tersebut bisa berbahaya secara politik.

Karena berpotensi menciptakan persepsi adanya dua pusat kekuasaan.

Ia mengingatkan bahwa loyalitas ganda bisa menjadi pintu masuk bagi kepentingan lain yang tidak sejalan dengan agenda nasional.

Peringatan ini disampaikan Sutiyoso dalam sebuah diskusi nasional mengenai transisi kekuasaan dan etika kenegaraan.

Menurutnya, Presiden Prabowo harus memastikan bahwa seluruh jajaran kabinet benar-benar menunjukkan kesetiaan penuh.

Dan fokus terhadap program pemerintah saat ini.

Tidak ada ruang bagi menteri yang masih memposisikan diri sebagai bawahan dari presiden sebelumnya.

Sikap seperti itu dianggap mengganggu jalannya pemerintahan yang efektif.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyerukan pentingnya evaluasi terhadap para menteri yang menunjukkan kecenderungan tersebut.

Termasuk mempertimbangkan reshuffle jika diperlukan.

Tujuannya adalah untuk menjamin kesatuan visi dan misi dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah Prabowo-Gibran.

Dengan demikian, jalannya pemerintahan akan lebih terarah dan stabil.

Rakyat pun bisa melihat bahwa pemerintahan ini serius dalam menjalankan mandat konstitusional tanpa gangguan loyalitas ganda.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga