Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membuat kebijakan berdasarkan asumsi yang tidak rasional atau narasi menyesatkan. Ia menekankan bahwa seluruh keputusan harus berpijak pada data, logika, dan hasil yang bisa dibuktikan secara nyata.
"Kalau ada program yang dilandasi asumsi yang tidak rasional, ya harus diluruskan. Misalnya, ada orang bilang: 'Matahari terbit dari barat.' Kalau itu dipercaya, bisa jadi bencana. Itu bagian dari propaganda," kata Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Bank Mandiri Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa dirinya menganut filosofi talk less, do more, yang artinya lebih memilih bekerja nyata daripada sekadar berbicara. “Saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya,” ucapnya.
Menurut Prabowo, pendekatan pemerintahannya berlandaskan pada kinerja dan data, atau yang ia sebut evidence-based performance. Salah satu contohnya adalah pemangkasan jalur distribusi pupuk yang selama ini terlalu panjang dan rumit.
"Dulu dari pabrik pupuk ke petani harus lewat 15 kementerian, 30 gubernur, 500 bupati, baru sampai ke gapoktan. Sekarang tidak. Sekarang langsung ke petani,” ujarnya.
Ia mengklaim bahwa perbaikan sistem tersebut mulai menunjukkan hasil nyata. “Alhamdulillah, pupuk yang dulu langka sekarang sampai ke desa-desa. Hanya ada beberapa tempat seperti di Aceh yang masih sedikit terhambat, dan itu akan segera kita atasi,” kata Prabowo.
Prabowo juga menyebut bahwa kebijakan pemerintahannya berpijak pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurutnya, ekonomi yang adil harus melindungi yang lemah agar tidak tertinggal dalam persaingan.
“Ekonomi yang berdasarkan Pancasila berarti ekonomi yang tidak membiarkan yang lemah tertinggal. Kita tidak boleh menyuruh orang miskin bersaing dengan yang kaya, itu tidak adil,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa arah pembangunan nasional juga selaras dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam hal ketahanan pangan, energi, dan akses terhadap air bersih. “Ini penting supaya kita bisa berdiri di atas kaki sendiri,” ujarnya.
Terkait subsidi, Prabowo menyatakan bahwa bantuan dari negara harus langsung menyasar rakyat, bukan lewat terlalu banyak perantara. “Misalnya, subsidi pupuk uang rakyat, kenapa harus lewat terlalu banyak perantara? Ada 29 ribu distributor, dan ada 30 juta petani. Keluarga mereka empat orang. Berarti 120 juta orang. Saya lebih memilih membela 120 juta rakyat daripada 29 ribu distributor,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk membangun kepercayaan publik melalui transparansi dan kinerja nyata. “Kita harus melawan kebohongan dengan membuka diri, menjelaskan fakta dan data, ilmu dan logika,” pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok