Produk Halal Ternyata Mengandung Babi, PBNU Desak Evaluasi Sertifikasi Halal di Indonesia

Repelita Jakarta – Kekhawatiran umat Muslim terhadap kehalalan produk pangan kembali mencuat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) merilis temuan sembilan produk makanan yang mengandung unsur babi, meskipun telah bersertifikat halal.

Temuan ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, yang meminta evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme sertifikasi halal di Indonesia.

Gus Yahya menilai bahwa sistem sertifikasi halal perlu diperbaiki agar tidak terjadi kesalahan serupa di masa depan. Ia juga mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas pemberian sertifikat halal kepada produk-produk tersebut.

Sebagian produk yang teridentifikasi mengandung babi adalah jajanan ringan seperti marshmallow dan permen, yang seharusnya tidak mengandung bahan haram.

BPJPH telah mengambil langkah dengan menarik tujuh produk bersertifikat halal dari peredaran. Namun, Gus Yahya mengingatkan bahwa langkah tersebut tidak cukup jika sistem sertifikasi halal tidak dievaluasi secara menyeluruh.

Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses sertifikasi halal agar masyarakat dapat merasa aman dan terlindungi dari konsumsi produk yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Kejadian ini menjadi momentum bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk meninjau kembali prosedur sertifikasi halal, termasuk pengawasan terhadap bahan baku dan proses produksi.

Masyarakat juga dihimbau untuk lebih cermat dalam memilih produk, meskipun telah memiliki label halal, dan dapat memanfaatkan aplikasi HalalMUI untuk memverifikasi kehalalan produk yang dikonsumsi.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga