Repelita Jakarta - Pemerhati politik Rocky Gerung menanggapi pertemuannya dengan Wakil Ketua DPR yang juga Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang menimbulkan spekulasi publik.
Rocky tidak hadir sendiri dalam pertemuan tersebut, tetapi bersama sejumlah tokoh kritis seperti Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Ferry Juliantono.
Pertemuan itu dinilai oleh sebagian pihak sebagai upaya untuk meredam suara-suara kritis dan dianggap sebagai strategi membungkam gerakan mahasiswa.
Rocky membantah anggapan tersebut dan menyebut tudingan itu tidak berdasar.
Ia menjelaskan bahwa dirinya hanya berdiskusi dengan Dasco mengenai isu-isu politik, bukan bagian dari manuver kekuasaan.
“Memang banyak pertanyaan ke saya kenapa ketemu Dasco kemarin, apa betul salah satu Ketua Gerindra ingin menjebak kalangan oposisi supaya ditaklukan oleh Presiden Prabowo, kan itu sebetulnya konyol. Jadi seolah-olah, pertemuan dengan Pak Dasco itu, wah ini kalangan yang sudah jadi Adidas, Kabinda, oh enggak saya ini Kapolda, kawan Politik Dasco,” ujar Rocky dalam kanal YouTube miliknya.
Istilah Adidas dan Kabinda muncul dari tuduhan bahwa Rocky kini menjadi anak didik Dasco atau kawan binaan Dasco.
Rocky menyebut Dasco sebagai rekan diskusi politik yang punya niat baik untuk bangsa.
Ia mengungkap bahwa dalam pertemuan tersebut, Dasco bertanya langsung kepada kelompok oposisi tentang apa yang mereka inginkan.
“Di dalam soal ini, itu kan sebetulnya Dasco menginginkan juga ada sesuatu yang riil yang tuntut oposisi,” katanya.
Lebih lanjut, Rocky menyampaikan bahwa Dasco bahkan menghubungi langsung Presiden Prabowo Subianto untuk membuka ruang dialog dengan para akademisi dan aktivis yang kritis terhadap pemerintah.
“Pak Dasco menghubungi Pak Presiden, dan Pak Presiden mengatakan oke bertemu saja, jadi fungsi Pak Dasco adalah berupaya mencairkan ketegangan yang sebetulnya tidak ada alasan ngapain tegang dengan oposisi kan,” kata Rocky.
Menurutnya, pertemuan tersebut yang digelar di kawasan Senayan menunjukkan kematangan politik dari Dasco.
“Sebagai politisi Dasco tentu paham cara-cara makan bubur dari pinggir atau langsung,” ujarnya.
Rocky memastikan bahwa dirinya tetap akan berdiri di garis depan sebagai pengkritik kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.
“Saya ingin jadi juru bicara mahasiswa, menjadi juru bicara kampus, bukan jadi juru bicara universitas. Jadi tidak ada yang perlu dicemaskan, mereka yang cemas itu artinya enggak paham politik itu didalilkan untuk dimenangkan melalui tarung argumen bukan pasar sentimen oleh para buzzer,” tegas Rocky.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok