Roy Suryo Ungkap Kejanggalan Ijazah Jokowi, Kasus Lama Kembali Memanas di Solo

 

Repelita, Jakarta - Pakar Telematika Roy Suryo kembali mengungkap temuan mengejutkan soal dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Menurut Roy, kejanggalan pada pas foto dalam ijazah S1 Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat terlihat secara kasat mata.

Roy menjelaskan, cap UGM dalam ijazah tersebut tampak tidak konsisten. Saat memindai dan memperbesar gambar, Roy menemukan cap justru menempel di latar belakang foto, bukan pada bagian badan foto sang tokoh.

"Saya scanner kemudian saya besarkan, nampak banget foto itu dengan capnya enggak konsisten. Bagian atas yang ada background ada cap di atasnya, tapi ketika masuk ke bagian badan orangnya, enggak ada cap. Orangnya itu di atas," ujar Roy saat menjadi tamu di kanal YouTube Abraham Samad.

Tak berhenti di situ, Roy menggunakan program analisis digital Error Level Analysis (ELA) untuk memeriksa keaslian dokumen. Ia menyebut, jika gambar telah direkayasa, ELA akan menampilkan bercak atau gangguan visual.

"Gambar yang disebut-sebut ijazah itu dimasukkan, maaf ini istilah saya ya, itu bentuknya kayak bercak-becak kotoran burung, kotor. Bagian logonya kotor," katanya.

Sebagai pembanding, Roy juga menganalisis ijazah miliknya sendiri, yang dikeluarkan oleh UGM hanya berselang enam tahun setelah ijazah Jokowi. Hasilnya, dokumen milik Roy menunjukkan tanda bersih dan tidak terdeteksi adanya rekayasa.

"Kalau ijazah yang benar atau gambar yang benar, kalau dia tidak pernah disentuh atau kena retouching, itu gambar masih terbaca. Bahkan masih terbaca ijazah meskipun bentuknya blur," jelasnya.

Polemik terkait dugaan ijazah palsu Jokowi kini kembali mengemuka. Gugatan baru dilayangkan oleh tim kuasa hukum yang menamakan diri sebagai TIPU UGM (Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu) ke Pengadilan Negeri Kota Solo.

Gugatan tersebut menempatkan Jokowi sebagai Tergugat I, KPU Kota Surakarta sebagai Tergugat II, SMA Negeri 6 Surakarta sebagai Tergugat III, dan UGM sebagai Tergugat IV.

Baca Juga

• Dokter Tifa Bongkar Kejanggalan Map Cokelat yang Dibawa Jokowi Saat Lapor Ijazah Palsu ke Polda
• Presiden Diduga Tak Setuju, Pembatalan Pencopotan Letjen Kunto Arief Picu Spekulasi Tekanan Politik di Tubuh TNI
• Komnas HAM Kritik Rencana Gubernur Jabar Jadikan Vasektomi Syarat Bansos, Dinilai Langgar Hak Privasi
• [BREAKING NEWS] Moeldoko Tegaskan: Preman Ganggu Pabrik BYD Harus Dihabiskan Demi Kelancaran Investasi

Dalam pernyataan tertulis, TIPU UGM menyatakan bahwa gugatan dilandasi kekhawatiran terhadap kondisi hukum dan demokrasi Indonesia yang dinilai telah menyimpang. Mereka menyebut, dokumen pendidikan Jokowi patut dipertanyakan keabsahannya.

Pengacara Muhammad Taufiq menegaskan bahwa langkah hukum ini diperlukan untuk menjaga marwah institusi pendidikan dan integritas proses pemilu di Indonesia.

Dalam hukum perdata, proses pembuktian tidak hanya menjadi beban penggugat. Tergugat pun harus membuktikan jika ingin membantah dalil yang diajukan, sebagaimana tertuang dalam Pasal 163 HIR/1865 KUH Perdata.

Melalui proses ini, Taufiq berharap kebenaran dapat terungkap dan menjadi pelajaran penting bagi kehidupan hukum dan politik nasional.

Sementara itu, Tim Kuasa Hukum Jokowi menyatakan tengah mempersiapkan langkah hukum lanjutan untuk menanggapi tudingan tersebut. Mereka menganggap isu ini sebagai bentuk fitnah yang telah diselesaikan secara hukum sejak 2023.

"Sekarang kita sedang mempertimbangkan langkah-langkah hukum. Karena makin ke sini ada oknum-oknum atau pihak-pihak yang sudah mulai menjalani jalur-jalur di luar hukum," ujar kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan.

Yakup menyebut, pihaknya telah memenangkan gugatan serupa sebelumnya, baik di PN Jakarta Pusat maupun di PTUN. Ia merasa heran mengapa isu ini kembali diangkat ke publik.

"Jadi sebenarnya kita bingung kenapa masih ada juga pihak-pihak yang menanyakan mengenai keaslian ijazah Pak Jokowi," tambahnya.

Di media sosial, sejumlah netizen mengomentari temuan Roy Suryo dengan nada skeptis. Seorang pengguna X menulis, "Kalau benar ada yang aneh dengan ijazahnya, kenapa enggak dari dulu diproses serius? Jangan cuma ramai pas tahun politik." Netizen lain menimpali, "Jangan cuma drama, buktikan di pengadilan!"(*)

Editor: 91224 R-ID Elok