Repelita Jakarta – Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, kembali mengkritik penggunaan semboyan nasional "Bhinneka Tunggal Ika". M
Melalui akun media sosialnya, ia menilai bahwa slogan persatuan ini sering disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menutupi kesalahan dan tindakan tidak terpuji, termasuk yang dilakukan oleh oknum pejabat yang terlibat dalam korupsi atau tindakan yang merugikan negara.
Said Didu menyebutkan bahwa meskipun semangat persatuan itu penting, namun jika hanya dijadikan tameng untuk menutupi ketidakadilan dan tindakan penggelapan sumber daya negara, maka hal tersebut sangat merugikan.
"Jangan biarkan motto persatuan dijadikan alat untuk menyembunyikan kejahatan para perampok negara," ujarnya.
Pernyataan ini mencuat di tengah perdebatan mengenai integritas pemerintahan dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menanggulangi korupsi.
Said Didu menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan agar semboyan persatuan dapat diterapkan secara nyata, bukan hanya sebagai retorika belaka.
Sikap tegas Said Didu dalam menyuarakan pendapatnya kembali menarik perhatian publik, khususnya dalam konteks kebijakan pemerintah yang dirasa tidak cukup memihak kepentingan rakyat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok